Sabtu, 13 Agustus 2022

HARGA TIGA JENIS KOMODITAS PERTANIAN TURUN

Harga sejumlah komoditas seperti Padi Basah, Jagung, dan Singkong di tingkat petani di Lampung Timur pada Sabtu (13/08).

Berikut harga 3 komoditas tersebut:
1. Gabah : Rp 4.000/ kg
2. Jagung : Rp. 2.100/ kg
3. Singkong : Rp. 1.200/ kg

Harga tersebut, berdasarkan informasi petani di sejumlah tempat di Lampung Timur.

Jumat, 12 Agustus 2022

CEK HARGA SEJUMLAH JENIS PISANG DI LAMPUNG

CEK HARGA SEJUMLAH JENIS PISANG DI LAMPUNG

Harga sejumlah jenis pisang di tingkat petani Lampung, antara lain sebagai berikut:

1. Pisang mulai: 5.000/sisir
2. Kepok Manado: 3.000/sisir
3. Pisang janten: 2.000/sisir
4. Pisang Raja: 5.000/sisir

**(Komoditas di atas, beberapa jenis pisang yang ditemui penulis di Perkebunan Petani dan Pasar Pekalongan, Lampung Timur)

**(Harga sewaktu-waktu berubah menurut waktu dan kondisi)

(Penulis: JL.Masdyulie)

Rabu, 03 Agustus 2022

Jenis Tanah Yang Baik, Lihat Berikut Ini !


Ketika kita ingin menanam, kenapa tanah kita kurang subur?...atau tanah sudah kita pupuk namun tanaman tidak kunjung subur atau berbuah. Berikut ini beberapa faktor kurang dari segi apa tanahn yang kita tanam.

1. Tanah kurang unsur hara/ mineralnya. Unsur hara secara umum ada 2 yang harus disediakan untuk tanaman yaitu unsur hara makro: Nitrogen (N), Phosphor (P), Kalium (K), Sulfur (S), Calcium (Ca), Magnesium (Mg). Unsur Mikro (dibutuhkan dalam jumlah sedikit): Klor (Cl), Zat besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Boron (B),Molibdenum (Mo) dll.

2. Tanah kurang asam atau bisa juga kurang basa. Artinya keadaan asam atau basa sama-sama dibutuhkan tanaman sesuai keadaan yang dibutuhkan tanaman.

3. Tanah kurang berpori. Artinya tanah baik untuk peresapan air dan pertukaran udara.

4. Tanah kurang remah. Artinya tanah yang tidak terlalu padat.

5. Tanah kurang natural. Artinya tanah sudah tercemar sampah, kandungan kimia berlebih yang meracuni tanaman, atau zat-zat berbahaya lainnya.

6. Tanah kurang memiliki suhu yang cukup. Artinya tanah dibutuhkan sesuai keadaan tanaman, misalnya tidak terlalu panas atau dingin.

7. Tanah kurang memiliki Kapasitas Tukar Elektron (KTK) yang baik. Artinya tanah juga memiliki kandungan listrik/ ion skala rendah yang dibutuhkan tanaman.


(Penulis: Juli, Penggiat Pertanian Lamtim, Mahasis wa Stibun Lampung)

Bertanam: Memanfaatkan Lahan


"Bertanam: Selain Hobi, Merawat Tanaman Bisa Memanfaatkan Lahan Sempit, Juga Mendisiplinkan Waktu Bangun Pagi" Kata Penghobi.

Memiliki lahan pekarangan rumah yang sempit bukan berarti tidak dapat melakukan penanaman sama sekali. Justru dengan lahan yang sempit, kita dapat memaksimalkan potensi yang ada dengan berbagai kreativitas cara penanaman.

Menanam dengan menggunakan pot atau polybag mungkin adalah hal yang sudah umum dilakukan. Namun bagaimana dengan penataannya agar lahan yang sempit dapat tetap terlihat indah meskipun ada tanaman di dalamnya. Ada beberapa alternative budidaya tanaman yang bahkan dikombinasikan dengan budidaya ikan untuk lahan yang sempit. Diharapkan melalui sistem budidaya ini, permasalahan menanam pada lahan sempit dapat teratasi.

Berikut adalah beberapa teknologi alternatif untuk menanam di lahan sempit:

1. Teknologi Hidroponik

Hidroponik merupakan sistem budidaya tanaman yang mengandalkan air sebagai pelarut nutrisi. Sistem ini tidak menggunakan tanah sebagai tegakan, tetapi menggunakan media lain seperti stereofoam, rockwool, pasir dan zeolit. Keuntungan menggunakan teknologi hidroponik diantaranya adalah produktivitas lebih tinggi, tanaman lebih terhindar dari hama penyakit, nutrisi bagi tanaman terjamin karena tersedia secara kontinyu.

Untuk merakit hidroponik ini tidak selalu membutuhkan biaya yang mahal meskipun lebih banyak digemari oleh kalangan hobiis. Beberapa tanaman yang dapat menggunakan sistem ini diantaranya adalah tanaman sayuran, bunga, buah dan tanaman obat keluarga dengan tipe hidroponik yang berbeda.

Untuk penerapan di lahan sempit, pengguna dapat menyesuaikan jenisnya karena hidroponik memiliki berbagai macam jenis yang dapat disesuaikan dengan lokasi dan juga budget pembangunan. Berikut ini adalah berbagai macam tipe hidroponik:

Hidroponik Tipe Nutrient Film Technique (NFT)

Air yang telah dicampur dengan nutrisi dialirkan langsung ke akar secara terus-menerus dengan menggunakan sirkulator. Istilah film merujuk pada aliran air yang ukurannya sangat tipis yaitu 5 mm. Tujuannya adalah untuk menghemat penggunaan air dalam budidaya. Ada dua jenis hidroponik NFT yang dapat diaplikasikan di pekarangan yang sempit yaitu hidroponik NFT tipe vertikal dan horizontal.

Hidroponik Tipe Deep Flow Technique (DFT)

istem ini merupakan modifikasi dari system NFT, hanya saja memiliki kelebihan dalam aliran air yang lebih tebal sehingga pipa tanaman tidak langsung kering pada saat listrik padam. Air yang berisi nutrisi juga dialirkan menggunakan sirkulator secara terus menerus.

Hidroponik Sistem Terapung

Tanaman dibudayakan secara terapung sehingga akar langsung menyerap air yang telah bercampur dengan nutrisi. Bak penampung sedalam 20 cm membuat akar leluasa tumbuh dan menyerap unsur hara dalam air sehingga perakaran menjadi sehat. Sistem ini menggunakan injeksi udara melalui aerator.

2. Teknologi Vertiminaponik

Kementerian Pertanian telah memperkenalkan teknologi budidaya sayuran sekaligus budidaya ikan (aquaponik). Sistem ini dinamakan dengan Vertiminaponik yang merupakan kombinasi antara sistem budidaya sayuran secara vertical berbasis pot talang plastik dengan aquaponik.

Media tanam yang digunakan berupa batu zeolit dan kompos. Cara kerja Vertiminaponik adalah dengan mengalirkan air secara terus menerus menggunakan pompa akuarium dari bak pemeliharaan ikan sebagai penyiraman dan suplai hara tanaman. Keunggulan cara ini adalah menghasilkan tanaman serta ternak ikan yang ramah lingkungan dan bebas bahan kimia.

3. Teknologi Wolkaponik

Sistem budidaya yang mengintegrasikan antara tanaman dengan aquaponik lainnya adalah teknologi Wolkaponik. Teknologi ini merupakan gabungan dari budidaya tanaman secara wall gardening dengan budidaya ikan.

Bedanya dengan vertiminaponik hanya pada penyusunan dan banyaknya wadah untuk menanam. Pada Wolkaponik, wadah yang digunakan lebih banyak dan tersusun secara bertingkat ke atas. Wolkaponik bisa didesign dengan menggunakan pot, talang atau pipa paralon.

4. Teknologi Wall Gardening

Prinsip kerja dari teknologi ini adalah dengan memanfaatkan tembok atau dinding yang kosong sebagai lokasi penanaman dengan menggunakan terpal, paralon, pot, karrpet, atau wadah lain secara vertical.

Apabila ingin memadukan antara penghijauan dengan meminimalisir jumlah sampah botol plastik, maka dapat melakukan penanaman wall gardening dengan menggunakan wadah botol plastik yang diatur sedemikian rupa berbentuk vertikal.

5. Teknologi Vertikultur

Vertikultur merupakan salah satu cara penanaman yang sekarang telah banyak dilakukan oleh sebagian rumah tangga lahan sempit. Cara budidaya tanamannya juga cukup mudah yaitu dengan menggunakan wadah yang disusun secara bertingkat. Umumnya teknologi ini menggunakan talang yang disusun secara bertingkat. Namun ada juga yang menggunakan bambu atau wadah-wadah bekas yang susunannya juga bertingkat ke atas.

Dengan beberapa alternatif sistem penanaman di atas, diharapkan tidak ada halangan lagi bagi siapapun yang ingin tetap menanam di lahan sempit. Cukup dengan menyesuaikan beberapa alternatif penanaman di atas, maka lahan yang sempit dapat menjadi hijau dan memiliki nilai yang estetis. 


Penulis : Evrina Budiastuti, SP

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/83837/Lima-Ide-Bertanam-di-Lahan-Sempit/





Selasa, 02 Agustus 2022

Langka Ditemukan, Sayuran dan Buah-buahan Berbentuk Unik

 

Pernahkan kamu melihat sayuran dan buah-buahan yang mempunyai bentuk sangat unik? Dalam kehidupan sehari-hari, sayuran dan buah-buahan berbentuk unik memang langka dan sulit ditemukan.  


Misal, sroberi merah berbentuk kupu-kupu amat memikat mata. Bentuk sayap dan warna kuning memberikan corak yang khas. Kamu akan dibuat terkesima bahkan tidak ingin memakan stroberi. Komentar "sayang untuk dimakan" bakal terlontar.



Selain itu, dua buah tomat yang masih berada di pohonnya mirip bentuk bebek. Bentuk akan terlihat bila kedua tomat dipersatukan: satu tomat di atas bentuk kepala bebek dan satu tomat yang berada di bawah menggambarkan badan bebek.



Uniknya, bentuk unik tomat dapat dipersepikan dari sudut pandang berbeda. Jika kamu melihat satu buah saja, tomat yang berada di atas berbentuk keong yang sedang berada di bebatuan. Tomat yang berada di bawah bisa dilihat bentuk batu atau tempat berpijak lainnya.


Sumber:

https://m.liputan6.com/citizen6/read/2445726/langka-ditemukan-sayuran-dan-buah-buahan-berbentuk-unik


Senin, 01 Agustus 2022

Tak Perlu Pusing Cari Pupuk Kalau Petani Paham Bahan Penyusun Pupuk NPK


Berkurangnya alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah pada 2020 membuat ketersediaan pupuk bersubsidi mulai menipis. 

Akibatnya, banyak petani yang mulai kesulitan mencari pupuk bersubsidi untuk menunjang pertumbuhan tanamannya. Sebenarnya petani ada pilihan lain, yakni membeli pupuk non subsidi. Tapi untuk mendapatkan pupuk non subsidi, mereka harus merogoh kocek lebih dalam karena selisih harganya bisa mencapai tiga kali lipat lebih mahal. Padahal, dalam dunia pertanian pupuk merupakan komponen yang paling vital. 

"Bertani itu sebenarnya dasarnya adalah pupuk, makanan tanaman," kata seorang praktisi dan pegiat pertanian organik di Semarang yang merupakan pendiri Tani Ternak Organik Bersinar (T2OB), Sutimin, dalam seminar daring yang diadakan oleh PPMT GKY akhir pekan kemarin. 

 Menurut Sutimin, sebenarnya petani masih punya pilihan lain selain membeli pupuk non subsidi apabila kesulitan mendapat pupuk bersubsidi. Pilihan itu adalah membuat pupuk sendiri secara organik, baik pupuk cair maupun padat. Menurutnya, semua bahan untuk membuat pupuk sudah tersedia di sekitar kita, sehingga mestinya kelangkaan pupuk bersubsidi tidak menjadi persoalan lagi jika semua potensi yang ada bisa dimanfaatkan secara optimal. 

Bahan pertama yang bisa digunakan untuk membuat pupuk organik adalah bahan-bahan nabati yang berasal dari tanaman di sekitar kita. Syarat tanaman tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan pupuk yang baik adalah mengandung NPK nabati, atau Nitrogen, Phospor, dan Kalium. 


"Kenapa harus NPK? Karena mau masuk ke ujung bumi manapun, bahwa makanan tanaman kita hanya berkisar di Nitrogen, Phospor, dan Kalium" lanjutnya. Tiga zat ini merupakan komponen utama untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Nitrogen berperan sebagai perangsang pertumbuhan tanaman, phospor untuk perakaran tanaman, serta kalium untuk merangsang pembuahan tanaman. 


Tidak hanya bahan baku pupuk, sumber bahan pestisida alami menurut Sutimin sebenarnya juga sudah tersedia di sekitar manusia. Hanya saja selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Tanaman yang Mengandung NPK Nabati Sutimin memberikan contoh beberapa tanaman yang bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik. 


Di antaranya adalah daun pepaya, klirisidi, singkong, binahong, kelor, ketela rambat, kromolina, kacang tanah, serta tanaman afrika. Bagian tanaman yang digunakan untuk membuat pupuk dari semua tanaman itu adalah daunnya, sebab daun tanaman-tanaman tersebut mengandung nitrogen yang cukup dominan. “Itu semua adalah sumber nitrogen yang sehat untuk tanaman-tanaman kita,” ujar Sutimin. 


 Sementara itu, bahan-bahan alami yang mengandung phospor dan bisa digunakan sebagai bahan baku pupuk di antaranya batang dan pelepah pisang, dedaunan kering, serta daun bambu. “Ada juga jamur-jamur yang menyala yang biasanya hidup di bawah pohon-pohon bambu, itu juga mengandung phospor yang cukup tinggi,” ujarnya. Selain mengandung phospor, batang dan pelepah pisang juga mengandung kalium. Bahan nabati lain yang juga mengandung kalium di antaranya daun nangka, dan sabut kelapa.

Inilah dasar untuk bertani bahwa pupuk NPK itu ada di lingkungan kita. Di dapur dan pekarangan kita semuanya ada, Untuk bahan pestisida, petani sebenarnya juga bisa menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitarnya. Ada tiga ciri tanaman yang bisa dijadikan sebagai pestisida alami, yakni aroma yang kuat, rasa yang kuat, serta memabukkan. 


Tanaman dengan aroma yang kuat misalnya pandan wangi, sereh, daun jahe, tembelekan, cendana, binahong, daun jeruk, kenikir, serta daun tapak kuda. “Rata-rata semua tidak pernah kena ulat atau dimakan serangga. Itulah ciri khas yang bisa kita pakai untuk mengendalikan hama dan penyakit,” lanjutnya. 

Sementara tanaman dengan rasa yang kuat misalnya daun pepaya, daun sirsak, daun afrika, daun kamboja, serta cabai. Kemudian untuk kategori daun-daun yang memabukkan di antaranya adalah daun tembakau, akar tuba, gadung, serta kecubung. 

Membuat Pupuk NPK Padat Sendiri Sutimin mencontohkan langsung bagaimana membuat pupuk NPK organik dengan bahan yang sangat mudah ditemukan. Pertama yang perlu disiapkan tentu bahan-bahan yang mengandung nitrogen, phospor, dan kalium, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Bahan-bahan tersebut kemudian dicacah kecil-kecil dan dicampur menjadi satu. 


Untuk mempercepat proses fermentasi, bahan-bahan tersebut kemudian diberi tambahan cairan yang dibuat dari biang organik atau probiotik padat, air gula, dan air secukupnya. Cairan tersebut kemudian disiramkan ke bahan-bahan alami yang sudah dicacah hingga kelembapannya mencapai sekitar 30 persen. Cirinya, ketika digenggam kuat adonan tersebut tidak mengeluarkan air, namun ketika genggaman dibuka adonan menjadi menggumpal. “

Bahan-bahan yang dicacah sambil disiram terus diaduk-aduk supaya kelembapannya merata,” ujar Sutimin. Untuk mempercepat pertumbuhan mikroba, semua bahan yang telah dicampur kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik dan didobel dengan karung beras. Setelah semua bahan dimasukkan, kantong plastik kemudian dibungkus rapat begitu juga dengan karung beras yang menjadi pelapis luar. Bahan-bahan tersebut kemudian didiamkan selama tujuh hari untuk melakukan fase fermentasi. 


"Jadi dedaunan dan sampah-sampah kering di sekitar kita, bisa dijadikan pupuk seperti ini. Dan untuk membuat pupuk padat bisa kita lakukan di rumah kita" ujarnya. 


Sumber: 
https://kumparan.com/pandangan-jogja-com/tak-perlu-pusing-cari-pupuk-kalau-petani-paham-bahan-penyusun-pupuk-npk-1uBEIiO07ih

Berbagai Jenis Anggur

  Dokumentasi buah anggur